1/19/2009

Gadis Menangis dan Pemuda Bertopi

PELATARAN parkir BIM (Bengkulu Indah Mall) sore kemarin lebih sepi dari biasanya. Mungkin bisa jadi ini imbas dari berdirinya Mega Mall yang memang lebih ramai dikunjungi warga Bengkulu. Lamunanku dikejutkan ketika melihat seorang gadis belia kisaran umur 22 tahun berlari menangis sembari menghampiri sepeda motor Yamaha Mio warna merah miliknya. Ada apa gerangan?
Di sisi lain, seorang pria mengenakan topi warna gelap datang menghampiri dan mencoba untuk menghentikan laju sepeda motor yang mulai dipacu. "Sudahlah, aku pulang sekarang!" tandas sang gadis sembari tancap gas. Laju kendaraan di depannya tampak tak dihiraukan. Untung saja tak menabrak truk fuso pengangkut alat berat pada gudang mall di depannya. Awalnya sang pemuda bertopi bermaksud mengejar dengan menghidupkan sepeda motornya, namun entah dengan pertimbangan apa dia memutuskan untuk menghentikan langkah untuk tancap gas. Sesaat kemudian pemuda bertopi tadi tampak berjalan gontai, sembari menampakkan wajah misterius penuh tanya. Entah apa sebenarnya yang telah dia lakukan terhadap sang gadis. Yang pasti, tampaknya dia merasa bersalah atas kejadian itu. Bisa jadi juga, dengan ungkapan yang telah menyakiti sang gadis dia menjadi plong. Karena bisa mengungkapkan keadaan sebenarnya. Ya! inilah hidup. Penuh warna, penuh cerita dan bahkan penuh tanya.
Aku berkesimpulan (dan faktanya memang begitu) sang gadis menangis karena telah diputuskan cintanya oleh pemuda bertopi. Lantaran karena sang pemuda kepincut dengan gadis lain. Lalu siapa sebenarnya yang harus dipersalahkan dengan kondisi ini?
Sang pemuda beralibi, "Perasaan itu tak bisa dipaksa. Kendati dipaksakan juga, aku hanya punya rasa kasihan. Bukan cinta, apalagi sayang. Memang kejam, tapi ketika kekejaman itu adalah pilihan, aku pun harus melakukannya," ungkapnya berargumen.
Di sisi lain, sang gadis yang sebenarnya masih mempunyai harapan untuk melanjutkan hubungan hanya bisa menangis dan menyesali semua yang telah terjadi, "Aku sudah bilang dari awal, jika memang dari awal niatnya hanya ingin main-main aku sudah sarankan untuk tidak memulai hubungan ini. Satu tahun itu bukan sebentar. Aku malu, selama ini dia aku bangga-banggakan di depan keluarga, teman-teman bahkan tetangga. Tapi justru kepahitan yang aku alami," lirihnya berurai air mata.
Hmm... Mungkin saudara-saudara ada yang pernah baca buku La Tahzan kan? buku yang mempunyai label terlaris ini cukup banyak membahas soal hidup. Di dalam buku ini kita bisa menyimpulkan apa sebenarnya makna hidup dan ketetapan Allah SWT. Kaitannya dengan kasus tadi, jika mengetahui dia akan kepincut dengan gadis lain, tentu saja sang pemuda dari awal takkan memulai hubungan dengan gadis menangis. Lalu sang gadis juga tak akan berdalih "Dari awal saya sudah katakan, toh?"
Namun demikian, bukan berarti saya menilai sang pemuda lah yang benar dan sang gadis yang salah. Benar atau salah, tentu saja itu tak bisa diukur dengan kata-kata. Sebab ini masalah perasaan cuy! Lagi pula, benar dan salah tergantung bagaimana kita menilainya. Nurani kita bisa bicara. Yang pasti, masa lalu adalah masa yang paling jauh dan tak kan mungkin bisa terulang. Mengenang masa lalu, sama halnya dengan kegilaan. Tentu saja, kita juga tak bisa memastikan apakah sang pemuda akan tetap berpegang dengan pilihannya sekarang. Atau bisa jadi kembali ke pangkuan gadis menangis? Inilah hidup.
Lalu, apa sebenarnya beda antara ada dan tak ada? Tidak Ada! Maka, jangan menangis disaat tak ada dan jangan tertawa disaat ada. (rew)

Tidak ada komentar: