12/10/2009

Mengeja Malam

Malam kini semakin larut, selarut hati akan gundah dan tak tau apa yang digundahkan. Jika ini sebuah kesalahan, maka salahlah aku. Namun yang pasti, tenang itu tak kudapatkan. Entah apa yang terjadi diluar sana, mencoba meraba, mereka-reka, namun semua tetap abu-abu..
Hanya Engkau sang penguasa alam yang tau akan kegundahan dan kegalauanku.. Sementara aku sendiri tak mampu mengejanya..
Larut, semakin hening..
Aku masih saja mencoba untuk tenang.. Sedangkan raga tak mampu menari tuk tinggalkan sepi.. Terbawa suasana akan lagu? tak mungkin, lagu galau itu selalu kusenandungkan ketika bahagia sekalipun..
Aneh memang, ini hampir terjadi hampir sepekan.. Rindu? mungkin iya, tapi adakah rindu itu bertuan? aku juga bingung mau menempatkan kata itu kepada hati yang mana. Adakah hati yang sanggup menampung rinduku? hmm..
Bagaimana dengan tidur?
Sudah kucoba, namun tetap tak bisa lelap..
Begitu lama malam sudah terlewati, menatap sendu penuh harap agar jarum jam berputar cepat. Melewati angka 1 berulang-ulang hingga hentakan langkah jemari kakinya menyemarakkan riuh degup jantung. Menggelitik kegelisahan yang berderu seperti ombak menghempas pasir putih di pantai perawan.
Kursi coklat setengah baya bersandar di tembok kuning sedikit luka.. hmm.. Entahlah.. aku harus akhiri semua.. Bantu aku Ya Rabb... tenangkan hati dan semoga aku dan orang-orang dekatku selalu ada dalam lindungan-Mu..